Pesona Pendakian Gunung Rinjani via Sembalun – Salah satu mimpi para pendaki gunung adalah mendaki Gunung Rinjani yang berada di Lombok. Tak perlu dipungkiri, salah satu gunung tertinggi di Indonesia ini merupakan gunung favorit bagi para pendaki. Bisa mendaki merupakan salah satu kepuasan apalagi bisa mengapai puncak.
Ada anggapan bagi para pendaki gunung bahwa Gunung Rinjani merupakan salah satu gunung yang wajib di kunjungi atau didaki selain Gunung Semeru yang ada di Jawa Timur.
Gunung Rinjani sendiri menjadi magnet bagi para pendaki bukan karena ketinggiannya saja yang mencapai 3726 mdpl. Melainkan mempunyai pemandangan yang super indah mulai dari hamparan savana yang luas, pesona Danau segara Anak sangat memanjakan mata. Tidak kalah penting adalah tantangan pada pendakian Gunung Rinjani yang memiliki jalur yang beragam. Mulai dari track landai di tutupi hutan hingga tanjakan dengan kontur berpasir membuat gunung ini sangat membuat penasaran.
Nah makin penasaran, ingin tahu lebih dalam tentang Pendakian Gunung Rinjani? Yuk, lanjut baca artikel ini!
Sejarah Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tengara Barat
Gunung Rinjani yang ada sekarang ini merupakan hasil dari letusan Gunung Rinjani Purba yang lebih dikenal dengan Nama Gunung Samalas. Memang nama Samalas mungkin terdengar asing bagi kita, dibalik ketidak populeranya itu Gunung Samalas ini mempunyai kekuatan letusan lebih besar dari Gunung Krakatau dan Tambora.

Sisa letusan Samalas ini masih bisa disaksikan hingga sekarang, yaitu kaldera dengan diameter 7,5 Km dan terisi oleh air. Kaldera ini sekarang lebih dikenal dengan sebutan Danau Segara Anakan. Danau ini sangat memikat bagi para pendaki Gunung rinjani, Karena keindahan alam yang sangat indah. Dari tepian danau kita juga bisa melihat Gunung Barujari yang merupakan gunung aktif sisa letusan.
Catatan Pendakian Gunung Rinjani Via Sembalun

Kisah perjalanan saya ke Rinjani betul-betul memberikan kesan yang luar biasa membekas dari awal hingga akhir perjalanan.
Awal mula saya tidak ada rencana untuk mendaki Gunung rinjani, karena ada ajakan teman yang menyelenggarakan jasa open trip akhirnya saya memberanikan diri untuk mendaftar kegiatan Open trip Gunung rinjani.
Kegiatan ini diselenggarakan pada akhir tahun 2020 tepatnya pada libur natal dan tahun baru. Kegiatan open trip biasanya banyak peserta yang tidak saling mengenal, karena itu saya mencoba mengajak seorang teman untuk mendaki bersama.
Nasib berkata lain, padahal sudah terbayangkan perjalanan dengan didampingi seorang yang spesial.
Teman yang saya ajak tidak mendapatkan cuti karena Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Ternyata bukan teman saya seorang yang gagal ikut pendakian Gunung Rinjani ini, beberapa peserta lain pun juga tidak jadi ikut.
Tadinya saya juga sudah tidak ingin ikut pergi, karena tidak ada kenalan selain penyelengara. Tapi teman saya yang bernama Andri selaku penyelengara open trip sudah pusing dibuat dengan peserta yang tidak jadi ikut, karena Simaksi pendakian Gunung Rinjani sudah dikantongi.
Berangkat dari hal tersebut akhirnya saya memutuskan tetap ikut pendakian dan membatu si Andri untuk manajemen selama perjalanan.
Oiya hampir lupa, Open trip ini bukan hanya pendakian Gunung Rinjani saja loh! melainkan ada destinasi wisata lainya seperti kunjungan wisata ke Gili Trawangan, Gili Air dan Terakhir mampir ke Tanah Lot Bali.
Perjalanan menuju Pendakian Gunung rinjani pun dimulai

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, perjalaan open trip kali menggunakan jalur darat dengan durasi keseluruhan 9 hari. Kami berangkat di tanggal 25 Desember 2020 dari Jakarta menggunakan Bus Pariwisata White Horse.
Awal di dalam bus saya masih sangat cangung. Saya hanya ngobrol dengan andri dan beberapa crew yang saya kenal, dan suasana masih terasa kaku. “mungkin karena kami semua belum kenal satu sama lain” dalam pikiran
“Ndri kaku amet sih suasananya, emang gak ada Tour Leader?” Tanya saya ke andri
“Kan loe gw suruh ikut buat jadi TL nya!” Jawab Andri
mendegar jawaban seperti itu didalam hati berkata ” Sue dah” tapi mau gimana lagi, saya sudah memutuskan untuk membantu dia..
mikrofon coba saya ambil dan berdiri didalam bus sambil mengenalkan diri,. Dari situ saya mencoba berinteraksi dengan semua peserta yang berjumlah 35 orang dan 4 orang crew trip.
Alhamdulilah, Interaksi saya dengan peserta bisa berjalan baik yang akhirnya bisa membuat suasana yang kaku menjadi cair. Semua pesertapun akhirnya bisa mengenal satu sama lain dan bercanda dengan riang. Keadaan ini berlangsung hingga sampai lombok, sesekali para pesertapun berkaraoke.
Lombok, Basecamp Sembalun
Tanggal 27 Desember 2020 pokul 06.00 WITA kami tiba di Pelabuhan Lembar Lombok, dan langsung mencari sarapan pagi didaerah sekitar.
Pukul 08.00 WITA, kami selesai sarapan dan langsung melanjutkan perjalanan menuju desa sembalun. Jalan menuju Desa Sembalun sangat bagus dengan aspal yang mulus membuat kami benar-benar menikmati pemandangan yang ada. Selain itu juga jalur ini memiliki tantangan bagi pengemudi bus karena jalan yang berkelok dan tanjakan terjal sangat menguji keahlian dan pengalaman.
Setelah perjalanan yang memakan waktu ± 4 jam kamipun tiba di desa Sembalun. Selanjutnya kami memeriksakan kesehatan diri di puskesmas sebelum sampai di basecamp pendakian sekaligus istirahat untuk makan siang.
Usai pemeriksaan kesehatan kamipun tiba di basecamp Desa Sembalun dan beristirahat untuk menyiapkan tenaga sebelum pendakaian Gunung Rinjani. Hal ini sangat penting karena setelah 2 malam kami hanya bisa tidur didalam bus, walaupun bus Pariwisata White horse cukup nyaman tetap saja lebih nikmat tidur dengan posisi rebahan sempurna 😀
Pendakian Gunung Rinjani Dimulai
Pada Hari ke empat tanggal 28 Desember. Pukul 05.00 WITA kami bangun lalu bergegas mandi dan packing ulang carrier yang telah jauh-jauh dibawa dari daerah masing-masing tidak lupa sarapan untuk mengisi tenaga. Kemudian, kami pun berdoa bersama sebelum memulai pendakian.
Saat ingin melakukan perjalaan rombongan kami didatangi oleh polisi setempat untuk memeriksa kelengkapan dokumen kami. Mulai dari simaksi, Surat sehat hingga surat Antigen Covid 19.
Pemeriksaan ini sungguh memakan waktu kami, tapi kami maklumi karena ditengah Pandemi Covid 19 yang melanda Indonesia Protokol kesehatan harus tetap dijalankan.
Andri selaku penyelengara Open trip telah mengurus simaksi kami jauh-jauh hari hal inisangat membantu, kalau tidak ada simaksi mungkin kami semua tidak bisa melanjutkan pendakian Gunung Rinjani.
Selesai pemeriksaan dari polisi waktu telah menujukan pukul 09.30 WITA. Karena sudah kesiangan dan untuk menghemat waktu kami pun mencari solusi dengan menyewa mobil pick up untuk sampai di kawasan kandang sapi.
Sebagian rombongan lainya yang banyak berisi wanita mereka memutuskan naik ojek sampai di pos 2. Harga sewa ojek di Desa sembalun sampai ke pos 2 berkisar Rp. 150.000 sampai dengan Rp 200.000 sekali jalan.
Karena banyak rombongan yang naik ojek kami pun bernegosiasi untuk mendapatkan harga Rp.150.000 perorang sekali jalan.
Start Pendakian Bawak Nao (kandang Sapi) 1064 Mdpl
Perjalanan menggunakan mobil pick up sekitar 15 menit dari basecamp menuju Tepat Start Pendakian (kandang sapi) . Setelah itu kami pun bergegas menyusuri jalan yang landai. Setelah melawati daratan luas jalur akan sedikit memasuki hutan heterogen yang cukup luas, tapi jalur hutan ini tidak terlalu panjang.
Setelah keluar dari hutan, kami dapat mulai menyaksikan hamparan berbukitan dan savana yang luas. Tapi sayang, keadaan tersebut tidak berlangsung lama. Kabut pun mulai turun dan rintik hujan mulai membahasi bumi, sehingga pemandangan yang sempat dinikmati langsung tertutup.
POS I Pemetan 3,7 km ketinggian 1419 Mdpl
sesampainya dipos I kami pun melepaskan lelah, dan menikmati beberapa logistik yang sudah dipersiapkan agar tenaga kembali pulih. Perjalanan dari Start Pendakian sampai pos 1 berjarak 3,7 Km dan kami tempuh dengan waktu ± 1 jam 30 menit
Untuk tambahan informasi saja Padang savana antara pos 1 dan 2 biasanya dimanfatkan warga sekitar untuk mengebala sapi. Jadi kita harus berhati-hati karena banyak ranjau darat yang bisa membuat sepatu dan kaki jadi bau. 😀 😀
Pos II Tengengean 1,4 KM Ketinggian 1520 Mdpl

Setelah dirasa cukup beristirahat kamipun melanjutkan Pendakian Gunung Rinjani menuju Pos II yang berjarak 1,4 km dari pos I. Untuk jalur yang dilewati masih berupa savana yang luas. Waktu yang kami tempuh dari pos 1 menuju pos 2 ± 40 Menit
Walaupun kami tidak bisa menikmati keindahan yang ada, kami masih merasa diuntungkan dengan kondisi turun kabut. Dengan keadaan berkabut kami tidak kepanasan berjalan di savana luas ini.
Yah, pasti semua orang tau jika keadaan cerah berjalan di tengah savana akan membuat kita cepat dehidrasi dan kulitpun bisa terbakar karena sengatan matahari langsung.
Jadi saran saya, jika ingin mendaki Gunung Rinjani bisa mempersiapkan Sunblock agar kulit tidak gosong. Atau bisa juga menggunakan baju lengan panjang, Topi, Kaca mata hitam dan yang lain-lain agar bisa menghidari paparan teriknya matahari langsung.
sebelum sampai Pos II persisnya dibawah jembatan kita akan menemukan sumber mata air bersih. Mata air ini bisa digunakan sekedar mencuci muka, atau mengisi kembali perbekalan air kita yang telah digunakan dari awal perjalanan.
Perlu di ingat biasanya jika kita mendaki di musim kemarau, sumber air ini akan kecil dan menyebakan antrian.
Setelah mengisi ulang air untuk perbekalan akhirnya kami pun sampai dipos 2. Ditempat ini kita dapat menemukan gazebo yang jumlahnya cukup banyak.
Disini kami memutuskan untuk beristirahat dan makan siang dengan nasi bungkus yang telah dipersiapkan dari basecamp. Suasana dengan peserta lain semakin akrab, disini kita saling berbagi dengan logistik yang kami punya.
Pos III Pdabalong 1,7 KM 1791 Mdpl
Perjalanan Menuju Pos III merupakan awal dari semua tantangan yang ada di Jalur pendakian Gunung Rinjani. Dari Pos II kita langsung dihadapkan dengan jalur yang menanjak cukup panjang. Tapi tidak perlu kuatir karena disini masih banyak bonus (jalur landai).
Perlu diperhatikan adalah jurang disisi jalur, dibeberapa tempat kita akan menemukan Jurang yang terjal yang disebabkan oleh gempa lombok pada tahun 2018 lalu. Gempa itu membuat perubahan jalur dibeberapa tempat pendakian Gunung Rinjani.
setelah kami berjalan selama 1 jam 20 menit kami menemukan sebuah Pos Extra. Disini kami beristirahat lagi karena kondisi hujan yang cukup lebat. Dipos ini juga ada beberapa pendaki lain yang sedang berteduh.
Karena kondisi hujan dan cukup dingin kami memutuskan untuk membuat minuman hangat yang bisa menghangatkan tubuh dari cuaca yang dingin ini. Beberapa orang dari rombongan open trip kami tidak beristirahat dan melanjutkan perjalanan ke Pos III.
Setelah dirasa tubuh tidak terlalu dingin kami memutuskan berjalan lagi menuju Pos III. Setelah kami berjalan sekitar 10 menit akhirnya saya dan rombongan tiba di Pos III
Disini kami bertemu dengan rombongan dari Open trip kami yang tadi berjalan lebih dahulu. Meraka berteduh dan beberapa yang lain, memasak makanan untuk sekedar mengsisi perut.
Total lama perjalanan dari Pos II menuju Pos III ± 1 jam 30 Menit. Pos ini bernama Pada Balong yang ada diketinggian 1791 mdpl.
Sebelum Pendakian Gunung Rinjani berubah akibat gempa, dahulu pos ini sering dijadikan tempat untuk bermalam para pendaki sebelum ke Palawangan Sembalun.
Pos IV Cemara Siu 2084 Mdpl

Setalah Hujan berhenti saya memutuskan untuk keluar dari rombongan besar untuk meneruskan perjalanan. Saya berjalan dengan rombongan kecil yang berjumlah 5 orang. Yaitu Ijay, Sule, Bayu, Saya dan 1 orang wanita yang bernama Mela.
Perjalanan menuju Pos IV mulai menguras tenaga, karena Jalur yang dilewati merupakan jalur yang berbatu dan Menanjak cukup terjal. sesekali saya terpeleset karena batu yang dipijak cukup licin akibat basah terkena air hujan.
Setelah perjuangan yang cukup keras kami tiba dipos IV Cemara Siu,
Palawangan Sembalun
Kami berangkat dari pos IV pukul 17.00 WIB, berharap sampai Palawangan masih terang. Dengan kondisi Jalur yang terus menanjak membuat kami sedikit kelelahan. Beberapa kali kami berisitrahat untuk sekedar memulihkan tenaga.
Saya jadi teringat dengan sebutan “Bukit Penyesalan” di kalangan pendaki yang konon katanya ada 7 bukit yang harus dilewati untuk mencapai Palawangan.

Ternyata Jalur ” Bukit Penyesalan” memang membuat nyesel… 😀 😀
Matahari pun mulai menghilang sekitar pukul 19.00 WITA, dan kami belum sampai di Palawangan. Mela yang bajunya basah kini mulai drop dan kedinginan, lalu kami berhenti dan mencoba membuat minuman Panas. Ternyata diantara kami tidak ada yang membawa nesting. Saya dan yang lain dilanda kebinggungan, kami mencoba memaksakan perjalanan kembali.
Almadulilah baru berjalan tidak terlalu jauh, kami bertemu dengan Faisal dan Ita mereka adalah salah satu anggota rombongan kami yang lain.
Saya berinisiatif meminjam nesting untuk membuat minuman panas. Mela yang dari tadi mengeluh kedinginan kami paksa untuk berganti baju dan meminum teh panas yang baru kami buat. Tidak lama kemudian kondisinya membaik dan kami langsung meneruskan perjalanan.
Kondisi tubuh yang baru pulih membuat ijay kasihan dengan Mela. Akhirnya tas carrier mela dibawa oleh Ijay bergantian dengan Sule dan Bayu.
Pukul 20.00 WIB, setelah 3 jam perjalanan kami tiba Palawangan Sembalun dan mencari tenda yang sudah disiapkan oleh porter yang terlebih dahulu sampai.
Setelah masuk tenda tidak lama kemudian porter mengetuk tenda kami untuk mengantarkan makan malam yang sudah dipersiapkan. Selesai makan kami mencoba beristrahat mempersiapkan fisik untuk Pendakian ke Puncak Gunung Rinjani. Di jadwalkan pukul 01.00 WITA Start dari Palawangan dan memakan waktu sekitar 7 jam untuk sampai Puncak Rinjani.
Summit Attack
Pukul 01.00 WITA Panitia Ontime membangunkan peserta untuk persiapan pendakian ke Puncak Rinjani. Saya yang sedang tertidur terbangun dengan suara teriakan itu, Ingin rasanya buru-buru bangun dari tidur tapi mata ini sulit melawan kantuk dan rasa pegal-pegal ditubuh.
Akhirnya rasa malas pun menang 😀 Saya pun tertidur kembali. Saya dibangunkan oleh Faisal dan mengajak untuk mendaki.
“Sal bukanya loe, tadi malam ikut dengan yang lain ke arah puncak?” tanya saya
“Ia, gw balik lagi karena gak kuat, diperjalanan muntah gw” Jawab faisal
Karena ajakan tersebut saya kembali semangat untuk mendaki, saya mencoba melihat tenda lain. Ternyata bukan saya saja Ijay, Bayu, Sule pun baru bangun pukul 06.30 WITA. Kami tetap akan menuju puncak walaupun kesiangan.. hahahaha
Setelah mempersiapkan logistik untuk perjalanan, kami ber 5 jalan dengan santai menuju atap gunung Rinjani dan tidak ada sunrise yang kami kejar.
Jalur berbatu dan berpasir akan menghiasi perjalanan dari palawangan hingga puncak jadi saya sarankan untuk memakai Gaiter. Agar terhidar dari cedara yang diakibatkan krikil pasir atau batu yang masuk kedalam sepatu.
Diawal perjalanan kami tidak menemukan kesulitan karena track berpasir yang masih landai. Kami masih bisa menikmati pemandangan Danau Segara Anakan yang begitu indah dari Jalur pendakian Sembalun.
Setelah berjalan beberapa menit menuju pungungan, jalur landai berubah menjadi menanjak yang cukup berat dengan kontur tanah berpasir menyulitkan perjalanan.
sampai dipunggungan jalur kembali melandai dan terlihat pemandangan nan indah. Danau Segara anak dan Gunung Barujari menjadi penyemangat untuk terus mendaki ke Puncak Gunung Rinjani.
Puncak Rinjani dari sini sudah mulai terlihat, tapi sebenarnya perjalanan masih cukup jauh sekitar 4 jam lagi. Hikzz.. Hikzz..

Semangat untuk mengapai puncak masih berkobar, jalan selangkah demi selangkah kami lewati. Sampai tiba di Letter S saya beristirahat sejenak, dan saya menyuruh rombongan untuk berjalanan lebih dahalu.
Semangat mulai luntur dan frustasi mulai menghampiri saya. Angin yang bertiup sangat kencang menambah kegalauan saya untuk terus mendaki.
Saya terus berpikir untuk membulatkan tekat akan kah terus mendaki atau menyerah dan menunggu teman-teman yang lain turun.
Setelah beberapa lama beristirahat dan memakan perbekalan yang ada akhirnya saya memutuskan untuk tetap mendaki walau badan serasa mulai lelah.
Kondisi jalur setelah letter S merupakan pasir dan krikil kecil yang sangat labil. Ketika kita naik satu langkah bisa merosot beberapa langkah kebawah. Track ini sangat-sangat menguras tenaga.
Tidak lama setelah melangkah maju, saya bertemu teman yang bernama Ita dia sudah mulai naik dari jam 01.30 WITA tapi belum sampai puncak. Dia ditemani oleh “Pak Aji” yang benar-benar menyemangati untuk terus melangkah maju.

Melihat itu semua saya pun kembali bersemangat untuk terus berjuang dan tetap mendaki ke arah puncak.
Pada pukul 12.00 WITA, setelah 5 jam berjalan saya akhirnya sampai di Puncak Gunung Rinjani.Saya bertemu kembali dengan ijay, Sule, Bayu dan beberapa teman lainya yang sudah sampai terlebih dahulu.
Rasanya benar-benar puas dan tidak bisa banyak berkata. Hanya bisa menahan tangis akan kebahagian bisa melihat keindahan ciptaan Tuhan. Bisa dibilang saya masih sangat beruntung karena pada pukul 12.00 WITA Danau Segara Anakan masih terlihat dari atas puncak Rinjani.
Karena sudah tengah hari dan keadaan puncak sudah sepi hanya ada rombongan kami. Sambil menikmati keindahan Gunung Rinjani, kami pun merebus Mie Instan untuk sedikit mengisi perut kami yang sudah keroncongan.

Leave a Reply
View Comments